"KONSEP PIJAT BAYI, KONSEP METODE KANGURU PADA BBL"
Selasa, 22 Desember 2015
KONSEP PIJAT BAYI, KONSEP METODE KANGURU PADA BBL
ANATOMI TENGKORAK KEPALA JANIN, SUTURA, DAN FUNGSI SUTURA PADA PROSES PERSALINAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kepala janin merupakan organ yang sangat sulit dikeluarkan dalam proses
persalinan. Ukuran kepala janin yang bermacam-macam perlu diketahui agar
pengukuran lingkar kepala dan kesesuaian dengan pintu panggul dapat
diperbandingkan, sehingga proses persalinan normal melewati jalan lahir dapat
berjalan dengan baik.
Secara umum bentuk kepala janin dan orang dewasa sama, yang membedakan
hanya pada ukuran, kekuatan struktur jaringan tulang, dan sutura. Jaringan
lunak kepala janin terdiri dari lima lapisan (S-C-A-L-P) yaitu : Skin (S
: Kulit),Connective tissue ,Aponeurosis Galea (A :
fascia) lapisan ini merupakan lapisan terkuat, berupa fascia yang melekat pada
tiga otot yaitu ke anterior – m. frontalis, Ke posterior – m. occipitalis, Ke
lateral – m. temporoparietalis. Loose areolar tissue (L:
jaringan areolar longgar), lapisan ini mengandung vena emissary yang
menghubungkan SCALP, vena diploica, dan sinus vena intracranial (mis. Sinus
sagitalis superior). Jika terjadi infeksi pada lapisan ini, akan dengan mudah
menyebar ke intracranial. Dan Perikranium (P:
periosteum), merupakan periosteum yang melapisi tulang tengkorak, melekat erat
terutama pada sutura karena melalui sutura ini periosteum akan langsung berhubungan
dengan endostium (yang melapisi permukaan dalam tulang tengkorak).
1.2 Rumusan
Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah bagaimanakah anatomi kepala janin, sutura, dan fungsi sutura
pada proses persalinan ?
1.3 Tujuan
Dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk Menjelaskan tentang anatomi kepala janin,
sutura, dan fungsi sutura pada proses persalinan ?
1.3.2
Manfaat
Penulisan
Dengan
membaca isi Makalah
ini, diharapkan para pembaca mengetahui
anatomi kepala janin, sutura, dan fungsi sutura pada proses
persalinan.
1.4 Metode
Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam
penulisan makalah ini adalah metode dari buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Gambar Anatomi Kepala Janin
Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak.
2.2. Bagian
Tengkorak (Neuro Cranium)
Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:
a) Tulang dahi (os.
Frontale) 2 buah
b) Tulang ubun-ubun (os.
Parietale) 2 buah
c) Tulang pelipis (os.
Temporal) 2 buah
d) Tulang belakang kepala (os. Occipital)
2.3 ` Bagian Muka (Splachno Cranium)
Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat
melakukan atau terjadi moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba
hidung, dagu, mulut, dan rongga mata
a) Tulang hidung (os.
Nassal)
b) Tulang pipi (os.
Zigomatikum)
c) Tulang rahang atas (os.
Maxillare)
d) Tulang rahang bawah (os.
Mandibulare)
2.4 Hubungan Antara Tulang Tengkorak
Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage.
Celah-celah diantara tulang tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat
disebut sutura.
a) Sutura
sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
b) Sutura koronaria (sela
mahkota) antara tulang frontalis dan tulangparietalis.
c) Sutura lamboidea antara
tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d) Sutura frontalis :
antara ke-2 frontalis.
Disamping
itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun (fontanella).
1) Ubun-ubun besar (fontanella
mayor)
-
Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antarasutura sagitalis,
dan sutura koronaria, dan sutura frontalis.
-
Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.
-
Sebagai petunjuk letak puncak kepala.
2)
Ubun-ubun kecil (fontanella minor)
-
Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.
-
Sebagai petunjuk letak belakang kepala.
“Sutura
dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.”
2.5. Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm
a. Diameter suboksipito-bregmatika
- Antara foramen
magnum ke ubun-ubun basar.
- Jaraknya 9,5 cm
- Akan melalui
jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran sirkumferensia
suboksipito-bregmatikadengan ukuran 32 cm.
b.
Diameter suboksipito-frontalis
-
Antara foramen magnum ke pangkal hidung
-
Jaraknya 11 cm
- Ukuran yang
melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan
kedudukan fleksi sedang, belakang kepala.
c.
Diameter fronto-oksipitalis
- Antara titik
pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala
- Jaraknya 12 cm
- Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34
cm melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
d.
Diameter mento-oksipitalis
-
Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
-
Jaraknya 13,5 cm
-
Dengan sirkumferensia 35 cm melalui jalan lahir pada letak
dahi.
e.
Diameter submento-bregmatika
-
Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
-
Jaraknya 9 cm.
-
Dengan sirkumferensia 32 cm melalui jalan lahir pada letak
muka.
f. Ukuran Melintang
1. Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan
ukuran 9,5 cm.
2. Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan
ukuran 8,5 cm5.
2.6 Persendian
Tulang Leher
Dalam persalinan letak kepala
persendian tulang leher berperan penting karena :
1.
Bentuk kepala ovale (telur) sehingga setelah bagian besar
lahir maka bagian kepala lainnya mudah melalui jalan lahir.
2. Persendian
tulang leher dalam bentuk persendian kogel sehingga dapat berputar kesegala
arah yamg memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam, dan letak
persendian leher agak kebelakang di tulang oksipitalis sehingga
memberikan kemungkinan fleksi kearah dada.
Dengan
demikian kepala bayi dalam proses persalinan dapat menyesuaikan diri pada jalan
lahir yang berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putaran paksi
dalam. Sampai beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi
belum menyambung satu sama lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan
secara rapi. Keadaan ini memungkinkan jaringan otak berkembang menjadi lebih
besar, karena terdapat ruang yang bisa mengikuti besarnya otak.Kepala bayi
dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang di bagian belakang
(tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2
buah tulang di depan tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang belum
bersambung itu terdapat celah yang disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang
membujur dan ada pula yang melintang.
Titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun
depan (besar) dan ubun-ubun belakang (kecil). “Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20 bulan.
Jika ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya sudah menutup,
bisa dikatakan menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang sudah
bersambungan satu sama lain, biasanya ubunubun juga ikut menutup. Istilah medis
untuk penutupan sutura ini, craniosynostosis, berasal dari kata cranio yang
berarti tulang tengkorak, syn yang berarti bergabung, dan ostosis yang artinya
tulang.
Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak
yang kelewat dini bisa dilihat melalui bentuk kepala yang tak
normal.Ketidaknormalan ini terjadi karena pertumbuhan kepala cenderung mengarah
ke tulang yang suturanya menutup belakangan. Ketidaknormalan bentuk itu tentu
saja tampak berbeda-beda, tergantung sutura mana yang menutup lebih dulu.
“Sebagai contoh, kalau sutura
bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang, dan akibatnya kepala jadi panjul.”
bagian depan sudah menutup lebih dulu, pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang, dan akibatnya kepala jadi panjul.”
“Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa mulai
diketahui dari pemeriksaan yang dilakukan saat bayi baru lahir.” Dokter yang
menolong persalinan biasanya dengan mudah bisa melihat kelainan itu. Ia akan
curiga bila kepala bayi tampak lebih kecil dibandingkan badan. Yang normal,
kepala bayi justru terlihat lebih besar daripada bagian tubuh lainnya karena
keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya.
Tujuan mengukur lingkar kepala bayi pada saat ia lahir ialah
untuk mengetahui adanya kecenderungan
ubun-ubun menutup terlalu cepat. Pengukuran ini tentusaja tidak hanya sekali,
tapi terus dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal
atau tidak, nakes berpatokan pada grafik lingkar kepala berdasarkan umur yang
disebut grafik Nellhaus.
Dengan grafik ini, adanya kelainan pada ukuran lingkar
kepala dan proses pertumbuhannya bisa terdeteksi, baik jik akepala terlalu
besar (misalnya karena hidrosefalus) atau terlalu kecil, misalnya karena
craniosynostosis. Selain itu, pemeriksaan bisa dilakukan dengan meraba
ubun-ubun besar bayi, apakah ukurannya normal atau tidak. Diameter ubun-ubun
besar yang normal berkisar antara 0,63,6 cm dan bila diraba akan terasa
berdenyut karena memang ada pembuluh darah di bawahnya. Pemeriksaan ubun-ubun
dan lingkar kepala ini sebenarnya tidak sulit namun untuk perabaan terhadap sutura
kepala bayi yang biasanya agak lebih sulit. Bagaimanapun, celah antar tulang
ini memang tak sebesar ubun-ubun. Jika dari pemeriksaan ukuran dan perabaan
kepala dicurigai ubun-ubun menutup terlalu cepat, nakes akan memeriksanya lebih
jauh dengan CT Scan. Alat ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepala janin terdiri dari bagian
tengkorak (Neuro Cranium) dan bagian muka (Splachno Cranium).
Hubungan antara tulang tengkorak disebut sutura, terdiri dari Sutura
sagitalis, Sutura koronaria, Sutura lamboidea dan Sutura
frontalis.
Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun
(fontanella).
3.2
Saran
Mengetahui anatomi kepala janin dan ukuran kepala akan memberikan landasan bagi
tenaga bidan dalam menentukan jenis persalinan, ketika kepala janin lebih besar
dari pintu panggul maka sebaiknya persalinan normal dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://missyoanpurple.blogspot.co.id/2012/09/anatomi-kepala-janin.html
http://hardinburuhi88.blogspot.co.id/2014/07/makalah-anatomi-kepala-janin.html
http://ml.scribd.com/doc/171816269/ANATOMI-KEPALA-BAYI#scribd
Senin, 21 Desember 2015
KEHAMILAN (penyulit dan komplikasi kehamilan)
"PENYULIT DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN"
-KEHAMILAN MUDA
-PERDARAHAN PERVAGINAM
-ABORTUS SPONTAN
-ABORTUS MEDISINALIS
-ABORTUS INKOMPLETUS
-ABORTUS INSIPIENS
-ABORTUS IMMINENS
-ABORTUS MISSED ABORTION
- abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alami tanpa interual luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
- abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
- abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desi dua atau plasenta.
- abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
- abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan terjadi.
- abortus missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi berda dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Langganan:
Postingan (Atom)